Senin, 09 November 2015

Karena Hati ingin berbicara

Pening dikepala masih terasa setelah semalam suntuk menangis merindukanmu didalam kamar. Aku memutuskan untuk menghindar sejauh mungkin darimu. Rasanya sungguh tidak adil. Beberapa hari yang lalu, bukankah kita masih saling mengirimkan pesan ? Mengapa tiba-tiba kita ada diposisi seperti ini ?

Aku berusaha duduk meski hanya diatas tempat tidur. Namun, air mata tak bisa terus kutahan, sehingga aku memilih untuk menutupinya dibalik selimut.

Aku tahu aku yang salah, melibatkan perasaanku didalam kedekatan kita. Aku tahu aku salah, terlalu cepat untuk mencintaimu, sehingga aku tidak bisa melupakanmu. Aku tahu aku yang salah, memilih untuk bertahan ketika kamu hanya menjadikanku salah satunya, namun aku malah menjadikanmu satu-satunya.

Namun, apakah kamu tahu hal tersulit yang aku hadapi ? Aku harus berdiri dihadapanmu dengan senyum seperti kemarin sebelum kita seperti ini. Aku harus menahan keegoisanku untuk tidak terus menuntutmu meminta penjelasan tentang kita. Aku harus memilih berhenti dengan perasaan ini, padahal hati tak menyetujuinya. Hal tersulit lainnya ? Aku harus menunjukkan kepadamu, aku bisa menahan diri untuk tak menanyakan dirimu, nyatanya, seperti karakter spongebob yang tak bisa berlama didaratan, aku sudah seperti tak bisa bernafas lama ketika sehari tak ada kabarmu.

Aku masih menyimpan beberapa chat kita, aku masih terbangun ditengah malam berharap ada pesanmu yang masuk. Aku masih suka memperhatikan handphoneku berharap kamu akan menghubungiku.
Aku tahu semua itu tidak akan terjadi. Namun apakah aku salah mengharapkan kisah yang kemarin terjadi ?

Namun, kesalahanku itu apakah kamu menyadarinya ? Apakah kamu tahu diam-diam aku menanyakan kabarmu pada sahabatmu ? Apakah kamu tahu aku selalu mendoakanmu ketika aku berdoa ?  Apakah kamu tahu aku berusaha menjadi seorang yang tak pernah tergantikan dihatimu ? Keterlaluankah ? Nyatanya,
aku hanya ingin kamu melihatku dan mengerti, ada wanita yang tulus dan amat sangat ingin memilikimu.

Dari wanita yang entah sampai kapan mencintaimu.

Rabu, 04 November 2015

Masih Ada

Pukul 08.00 pagi ini aku menunggu seseorang didepan gedung kampusnya. Seseorang yang 1 tahun belakangan ini tak pernah berkomunikasi denganku. Teringat kembali ketika aku mengenalnya secara tidak sengaja waktu awal masuk SMA. Dia memberiku kabar lewat pesan singkat bahwa kegiatan belajar akan dimulai hari senin. Ketika aku memasuki kelas, aku bertanya-tanya siapa yang telah memberiku kabar ? Dan ketika perkenalan dimulai, aku mengenalnya. Azzahra riani. Gadis dengan wajahnya yang polos, dengan lesung pipit yg terbuat diwajahnya. Sungguh cantik pikirku.

Lama kelamaan kami saling mengenal satu sama lain, dan aku baru mengakui perasaanku padanya ketika kami berada dikelas 2 SMA. Dia bukan saja pribadi yang sederhana, dia juga pintar, baik, dan sopan. Tentu saja aku bahagia memilikinya. Aku berpikir, kisah kami akan berjalan cukup lama. Namun, harapanku tak semulus yang terjadi. Perbedaan prinsip menjadikan alasan dia mengakhiri semuanya. Aku terus mencoba membujuknya, untuk mencoba menjalani semuanya. Namun, semua usahaku membujuknya tidak mengubah keputusannya.

Srmentara aku mengingat semua kenangan yang pernah aku lalui bersamanya, tak lama, terlihat sosok dari kejauhan. Sosok yang rupanya masih aku rindukan, walau kisah kami sudah lama berakhir. ada perubahan rupanya. Rambutnya yang dulu dia biarkan tergerai begitu saja, kini telah tertutupi dengan jilbab panjang membuatnya tampak lebih cantik.

"Sudah lama menunggu?" Tanyanya tak lupa memberikan senyumnya yang membuatku semakin merindukannya
"Baru 15 menitan kok"
"Maaf yah, tadi ada ujian mendadak"
"Nggak apa-apa"
"Ini buku-buku yang kamu minta"
"Wah, lengkap banget. Makasih yah. gimana kalau makan dulu ?"
"Maaf dika, aku masih ada kuliah lagi. Lain kali yah" ucapnya sambil tersenyum, berlalu.
"Yaudah, hati-hati yah" balasku mencoba tak menunjukkan kesedihanku.

2 menit bagiku untuk melihatnya, rasanya tak cukup membalas kerinduanku yang hampir 1 tahun tak pernah berkomunikasi dengannya. Aku tahu kami berbeda, aku tahu kami tak sama, namun apakah salah aku menyayanginya ?

Terkadang, aku tak mengerti dengan rencana Tuhan, aku mencoba untuk menjalani hidupku seperti yang Tuhan skenariokan padaku. Namun, mengapa hingga 1 tahun perpisahanku aku masih belum mampu melupakannya ? Mengapa kenangan yang pernah aku miliki bersamanya belum dapat terhapuskan ? Beberapa wanita datang kepadaku, memberikan hatinya kepadaku, namun mengapa aku masih menutup diri ? Mengapa aku masih belum bisa menggantinya ?

Apakah karena dia juga merasakan yang sama denganku ? Apakah dia juga masih menyayangiku ? Aku berharap ini nyata, karena akupun masih memiliki perasaan itu. Aku masih menyayanginya. Ya, masih ada. Walaupun aku tahu ada perbedaan yang memisahkan kita, namun, perasaan ini masih ada untuknya. Dan aku masih menyimpan kenangan "kita". Dan masih akan tersimpan kenangan itu.

"Perbedaan mungkin menjadi penghalang. Namun, jangan salahkan perasaan yang datang menghampiri kita. Karena perasaan tak pernah meminta adanya perbedaan".

Teruntuk kamu gadis manisku,
aku masih menyayangimu.